Museum Batik Yogyakarta terdapat di Jl. Dr. Sutomo No. 13 A Yogyakarta serta dibangun pada tanggal 12 Mei 1977 atas prakarsa keluarga Hadi Nugroho. Masih tetap terdapatnya perhatian yang besar dari penduduk termasuk juga wisatawan asing pada batik, menggerakkan keluarga ini meniti pengumpulan kain batik. Diawali dari kerabatnya sendiri, orangtua, eyang serta generasi Hadi sendiri, sampai usaha meniti satu museum batik terwujud.
http://sigithermawan.esy.es/wisata/desa-wisata-pundong/
Koleksi Batik yang berada di Museum ini begitu komplet. Beberapa type batik dari beberapa daerah di Indonesia berada di sini, dari mulai Batik Yogyakarta, Indramayu, sampai beberapa daerah pengrajin Batik Indonesia yang lain. Koleksinya mencakup kain panjang, sarung dan lain-lain yang sampai sekarang sudah sampai jumlahnya 400 lembar kain ditambah beberapa perlengkapan membatik. Koleksi tertuanya ialah batik karya tahun 1700-an.
http://submitfree.esy.es/wisata/wisata-candi-prambanan-yogyakarta/
Tidak hanya dari koleksi batiknya, Museum Batik pun menaruh beberapa koleksi sulaman tangan. Koleksi sulaman tangan begitu bermacam bahkan juga museum ini sempat memperoleh penghargaan dari MURI atas karya Sulaman paling besar, yakni kain batik memiliki ukuran 90 x 400 cm serta satu tahun lalu museum ini dianugerahi piagam penghargaan dari instansi yang sama menjadi pemrakarsa berdirinya Museum Sulaman pertama di Indonesia.
http://mitraseo.hol.es/wisata/watu-amben/
Sekarang ini Museum Batik diurus oleh Ibu Dewi Sukaningsih atau lebih akrab di panggil dengan Oma Dewi. Oma Dewi pun adalah pembuat sulaman-sulaman tangan yang begitu indah sebab terlihat riil dengan photo aslinya. Akan tetapi, walau museum ini mempunyai asset seni serta budaya yang bahkan juga disadari oleh dunia, ikut serta pengendalian dari pemerintah masih tetap kurang. Hal itu membuat Museum ini masih tetap kurang berkembang serta diketahui oleh penduduk luas.