Alternatif Investasi Saat Masa Pandemi | Semenjak awal tahun Indeks Harga Saham Kombinasi (IHSG) sudah terkoreksi sampai 21,79% sesudah ditutup menurun ke 4.926,73 pada akhir minggu kemarin. Ke depan, pasar keuangan diperkirakan akan hadapi volatilitas yang tinggi impak dari efek geopolitik yaitu pilpres Amerika Serikat pada November kedepan, eskalasi tekanan jalinan Amerika Serikat serta Tiongkok serta Brexit diakhir tahun 2020, dan perkembangan ekonomi pada kuartal III-2020 yang peluang akan terkontraksi sama seperti yang dikatakan oleh Menteri Keuangan RI akhir September kemarin.
Head of Wealth Management & Premier Banking Bank Commonwealth Ivan Jaya menerangkan, cara yang sangat arif yang bisa dilaksanakan investor untuk selalu melakukan investasi pada keadaan semacam ini ialah pastikan jika portfolio investasi sudah terdiversifikasi secara baik sesuai profile efek masing – masing.
“Ditengah-tengah ketidaktetapan yang tinggi, diversifkasi portofolio investasi bisa turunkan efek pada investasi,” tutur Ivan, dalam info sah di Jakarta, Kamis (8/10/2020).
Ivan menerangkan, agar melakukan investasi dengan nyaman khususnya waktu gerakan pasar bergerak dengan cara volatile, untuk investor yang mempunyai perencanaan keuangan profile efek balanced/sama, bagian penganekaragaman investasi yang arif untuk diaplikasikan ialah di kelas asset saham serta kelas asset penghasilan rutin/obligasi.
Untuk kelas asset saham, lanjut Ivan, investor bisa konsentrasi pada reksa dana dengan taktik investasi big cap/saham berkapitalisasi besar. Underlying dari reksa dana ini biasanya semakin lebih baik hadapi guncangan gerakan pasar.
Disamping itu, untuk investor dengan profile efek moderate bisa tempatkan investasinya dengan bagian di reksa dana saham 15%, reksa dana penghasilan rutin atau obligasi 30%, serta reksa dana pasar uang 55%. Investor dengan profile efek growth bisa tempatkan investasinya dengan bagian di reksa dana saham 60%, reksa dana penghasilan rutin atau obligasi 20%, serta reksa dana pasar uang 20%.
Masih menurut Ivan, instrumen investasi yang sekarang ini menarik untuk dilirik ialah obligasi pemerintah yang baru dikeluarkan Kementerian Keuangan, ORI018. Pasar obligasi Indonesia sekarang ini tawarkan tingkat real yield yang cukup menarik yaitu di seputar 5,5% cukup menarik bila dibanding dengan negara emerging pasar yang lain seperti Thailand di seputar 1,9% serta Malaysia di rata-rata 4,0%.
Investasi Obligasi
Obligasi, yang disebut surat hutang yang berisi janji dari penerbit surat hutang untuk bayar beberapa imbalan berbentuk bunga pada suatu periode spesifik serta akan membayar inti hutang di saat yang sudah dipastikan ke konsumen surat hutang itu, memberi tiga keuntungan buat investor.
Baca: Pinjaman Online Dengan Bunga Rendah
Yang pertama, investor akan memperoleh coupon dengan cara periodik, yang tingkat couponnya umumnya semakin tinggi dari bunga deposito. Banyak unsur yang bisa memengaruhi tingkat coupon seperti integritas penerbit, periode waktu obligasi, tingkat inflasi, tingkat suku bunga referensi, dll. Ke-2, mempunyai potensi mendapatkan capital gain, bila obligasi itu bisa diperjualbelikan di pasar sekunder. Ke-3, efek yang makin rendah dibanding instrumen saham. Harga obligasi di pasar sekunder condong mempunyai volatilitas yang makin rendah dibanding dengan instrumen saham. Serta untuk obligasi yang diedarkan pemerintah beberapa aktor pasar setuju jika instrumen itu adalah instrumen yang bebas efek alias risk free.
“Obligasi negara dengan tenor pendek jadi opsi yang menarik sebab relatif tidak alami volatilitas,” kata Ivan.
Pemerintah Indonesia lewat Kementerian Keuangan kembali lagi tawarkan ORI ke warga dengan seri ORI018 untuk alternative investasi saham yang aman, gampang, dapat dijangkau serta memberikan keuntungan. Dikutip dari situs ORI018, Kementerian Keuangan mengatakan pemerintah ajak publik untuk terjebak dalam program pemulihan ekonomi serta pembangunan nasional serta bersama jaga hari esok Indonesia pasca-pandemi Covid-19. Semua dana yang didapat hasil dari penerbitan ORI018 ini akan digunakan untuk pembiayaan APBN 2020, termasuk juga pembiayaan dalam rencana usaha perlakuan serta pemulihan efek epidemic Covid-19.
ORI018 ini ditawarkan pemerintah semenjak 1 Oktober lantas dengan waktu pemesanan 1 – 21 Oktober 2020. Coupon yang ditawarkan 5,7% per tahun dengan tenor tiga tahun. Investor bisa beli ORI018 ini kapanpun selama saat penawaran lewat aplikasi Commbank SmartWealth dari mulai Rp1 juta.